Jakmania Kritik Pembentukan Komite Normalisasi

(Save Our Soccer - photo by: BolaNet)

Sejumlah anggota Save Our Soccer (SOS) dan suporter Jakmania mengkritik Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) membentuk Komite Normalisasi yang tidak serta merta menjamin kongres PSSI akan berlangsung secara demokratis.
"Bagaimana tidak, orang-orang yang ditunjuk oleh FIFA tidak semuanya kredibel. Cukup disayangkan adalah apa dasar dan alasan FIFA menunjuk tanpa disertai pertimbangan latar belakang anggota Komite Normalisasi," kata Agung Widadi saat melakukan aksi demo di kantor PSSI Senayan Jakarta, Rabu siang.
Mereka melakukan orasi dan menggelar spanduk. Menurut Agung, berdasarkan catatan suporter delapan anggota Komite Normalisasi ada yang bermasalah.
Diantaranya terindikasi diduga pernah menjadi tersangka korupsi APBD, berbau rezim Nurdin Halid, merangkap pejabat pemerintah daerah, konflik kepentingan sebagai pemilik suara, gagal memimpin di klub karena terekam pernah berkonflik di internal klub, serta pengurus Liga yang belum diakui oleh FIFA.
Ia menilai dari susunan Komite Normalisasi ini berpotensi mengancam transisi "revolusi" PSSI.
"Dikhawatirkan transparansi dan demokratisasi kongres mendatang masih terancam karena tidak berada pada tangan yang sesuai," katanya didampingi pengurus Jakmania, Richard A.
Pihaknya menuntut FIFA agar memilih kembali anggota Komite Normalisasi sesuai dengan pengertian " insan sepak bola" Indonesia. Permintaan dan rekomendasi ini akan disampaikan ke FIFA.
Ia menilai tugas Menpora juga belum selesai seperti harus segera meminta pertanggungjawaban keuangan PSSI dan APBN selama rezim Nurdin.
FIFA juga telah menetapkan Ketua Dewan Penasihat PSSI Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi yang akan mengambil alih Komite Eksekutif PSSI saat ini.
Komite Normalisasi ini terdiri atas satu ketua dengan dibantu tujuh anggota. Tujuh anggota tersebut adalah Joko Driyono, Sukawi Sutarip, Siti Nurzzanah, Hadi Rudiatmo, Samsul Ashar, Satim Sofyan, dan Dityo Pramono.
Disebutkan beberapa misi Komite Normalisasi yaitu untuk menyelenggarakan pemilihan yang berdasarkan aturan pemilihan FIFA dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011.
Selain itu, untuk membawa liga di luar PSSI berada dalam kendali PSSI dan juga untuk menjalankan kegiatan sehari-hari PSSI dalam semangat rekonsiliasi bagi kebaikan sepak bola Indonesia.

Sumber: BolaNet

0 komentar:

Posting Komentar


 
Copyright © 2010 - 2012 Orencakra. All rights reserved.
Themes by Putra l Orencakra Organisasi | Powered By Blogger