Persija merubah rute. Biasanya dari Jakarta langsung menuju Wamena. Namun dengan pertimbangan mengurangi rasa cape akibat perjalanan jauh, Persija memutuskan menginap semalam di Hotel Sentani Jayapura yg jarak tempuhnya cuma 15 menit dari bandara. Hotelnya sebetulnya lumayan bagus, namun karena bangunannya kuno, kolam renangnya butek penuh lumut, cerita2 serampun mulai bermunculan. Apalagi Leo dapat cerita dari beberapa orang klo setan di hotel ini suka menampakkan diri dengan menggunakan jas lengkap. Waduh, gw tidur sekamar sendiri lagi!!!
Apakah Wamena pantas di Liga Super? Akses masuk cepat cuma lewat udara, itupun tergantung cuaca. Kemarin karena cuaca buruk, rencana berangkat pagi jadi siang. Lucunya, check in dapat daftar pesawat pertama, tapi berangkat malah jadi pesawat kedua. Dikalahkan oleh yg punya Wamena.... John Banua. Hotel disana yang cukup baik cuma satu doang.... Baliem Vilamo, tempat Persija nginep. Lalu wasit nginep dimana dong? Kan aturannya ga boleh satu penginapan sama kedua tim? Selidik punya selidik ternyata mereka nginep di rumah John Banua, Manajer Persiwa Wamena !!!!! Satu-satunya hiburan adalah ucapan selamat datang melalui pengeras suara dalam pesawat dari pilotnya yang mengantar kita ke Wamena :........"selamat datang untuk Tim Persija dari kami, Jakmania cabang Yakuhimo....."
Apa yg jadi rebutan begitu tim tiba di Hotel Baliem Pilamo? Jawabannya : Udang selingkuh. Nama ini yg ngasi juga pemain Persija era Melky Pekei. Bentuknya aneh..... udang merah, bongkok, gemuk, tapi punya capit seperti kepiting. Makanya dianggap hasil selingkuh antara udang dengan kepiting. Rasanya sebetulnya biasa aja karena disana memang jarang ada orang yg jago masak. Selain udang, kalo sore semua juga berebut makan ubi yg disedikan hotel. Ubi ini juga disebut ubi selingkuh, karena mirip dengan tales tapi rasanya ubi. Yang aneh kenapa ga ada Pemain Persija yg selingkuh ya di Wamena?
Selama di Wamena hampir bisa dibilang tidak ada satupun anggota tim yang keluar dari hotel. Selain karena cuaca dingin dan gerimis, di Wamena sedang ramainya demo dari Organisasi Papua Merdeka. Mereka suka lewat depan hotel dan mengibarkan bendera OPM. Mereka lewat dengan jumlah puluhan orang, lari2, dan banyak yg tanpa busana, bawa senjata khas mereka panah dan tombak. Kabarnya, sebelum kita datang, ada kejadian bentrok antar mereka yg menyebabkan jatuhnya korban.
Dr Monas berhalangan untuk dampingin tim. Sebagai bentuk rasa tanggung jawab, dia mengirim temannya dr Nanang untuk ikut. Karena baru, dokter ini belum paham jailnya para pemain. Ketika nunggu lama di bandara, tanpa sadar hape dr Nanang jatuh. Hendro yg liat bukannya balikin malah ngumpetin. Selama perjalanan menuju Wamena dr Nanang bingung setengah mati karena harus menghubungi atasannya di Jakarta. Anehnya ketika tiba di Wamena, dr Nanang disambut oleh hapenya sendiri ! Salam kenal dok. Sekedar kalian tau, 2 pemain yg paling jail di tim adalah Makor dan Ambrizal.
Aturan yg aneh. Udah kita maen diketinggian yg ga lazim di Indonesia, eh disuruh maen malem pula. Kita sulit protes karena tehnikal miting diadakan sehari sebelumnya. Ketika kita coba lapangan sore harinya, mereka masih belum kasi tau maen malem apa sore. Persija juga ga bisa pake kaos kebesarannya warna oren karena kiper Wamena menggunakan kaos oren juga. Waktu ditanya kostum kiper cadangan, mereka bilang warna hitam mirip dengan kostum pemain yg hijau hitam dan lengan panjang warna hitam. Tapi ketika tanding, mereka tampil hijau hitam tanpa lengan panjang yg berwarna hitam!!!
Coach Rahmad harus melakukan rotasi pemain untuk 2 pertandingan berat di Papua. Melawan Wamena, Persija menurunkan formasi : Hendro, Amarzukih, Precious, Ambrizal, Nasuha, Samsul/Agus Indra, Makor, Ilham/Oktav, Greg, Agu/Ali, Bepe. Wasit yg pimpin adalah langganan tetap Wamena.... Najamudin dari Makassar. Main jam 19.00 WIT (17.00 WIB), gerimis hampir di sepanjang pertandingan, suhu 22 derajat Celcius. Beberapa pemain Persija menggunakan kaos dalam ketat bertangan panjang.
Bukan mengada-ngada klo gw bilang Persija bermain bagus. Penguasaan bola unggul, apalagi di babak kedua. Beberapa peluang tercipta. Tendangan keras Makor sempat diblok kiper, sayang tidak ada satupun pemain kita yg siap di kotak penalti untuk menyambut bola pantul. Gol Ilham dianulir. Menurut penglihatan gw dari bench, memang offside. Tapi penonton di tribun terpecah 2 pendapat. Agu punya peluang terbesar, tinggal berhadapan dengan kiper, tapi sayang bola masih dikontrol lagi sehingga keburu diserobot kiper. Di kesempatan lain, Agu juga sempat menyisir lewat sisi kanan mengecoh beberapa pemain, sayang umpan ke kotak penalti tidak ada teman yg ada disana dan menyambut bola. Gol Persiwa tercipta lewat tendangan penjuru. Terjadi kemelut di depan gawang, Ambrizal terjatuh setelah beradu badan dengan lawan, sementara Hendro didorong hingga jatuh. Boakay dengan mudah cetak gol. Protes Bepe dkk dijawab......"ga liat?"
Babak kedua Persija tampil lebih berani. Penonton cukup sportif dan mendukung yg bermain baik. Dalam satu kesempatan, Greg meliuk-liuk melewati lawan, namun sekali lagi tidak ada satupun pemain Persija yg berada di kotak penalti tuk menyambut umpan Greg. Kejadian di babak pertama juga terulang ketika Makor melepas tembakan keras jarak jauh. Bola mental di blok kiper tanpa ada satupun pemain Persija siap menyambut. Makor juga terkena kartu kuning aneh. Melewati 2 orang pemain, Firly (Persiwa) datang melakukan tackle yg lebih mirip injakan. Makor melompat menghindar, tapi begitu bangun wasit sudah meniup peluit dan Makor dapat kartu karena dianggap diving!!! Kartu kuning lain diterima Sasa Ceviv (Persiwa) yg juga melakukan tackle keras terhadap Greg. Serangan Persiwa dibangun Boakay, mencoba melewati Marjuki namun karena sulit bola disodor ke Isac Konon yg lari dari belakang. Marjuki berusaha mengejar namun tiba2 tersungkur dipukul oleh Boakay. Sayang, pemain Persija terpaku menganggap itu pelanggaran, sehingga Ferdinand dengan leluasa menyambut umpan Isac dengan tendangan keras ke gawang Hendro.
Para pemain Persija tetap jadi idola di Wamena. Selesai pertandingan mereka berlomba-lomba minta foto dengan para pemain kita. Paling jadi incaran adalah Syamsul, Nasuha, Greg dan tentu saja Bepe. Mulai dari anak kecil hingga ibu2 ikut rebutan sehingga kadang petugas keamanan harus bertindak keras menjurus kasar! Brapa kali gw liat petugas nonjok anak2 muda yg coba merangsek menembus barisan penjagaan. Kasian juga gw liatnya karena kesempatan ini kan sangat langka bagi mereka. Beberapa dari mereka cukup pintar tuk memburu pemain Persija hingga hotel yg cuma 10 menit dari stadion.
Sumber: Notes Bung Ferry
0 komentar:
Posting Komentar