Kapten Indonesia, Bambang Pamungkas masih belum bisa melupakan kegagalan menjuarai Piala AFF 2010. BP mengaku jadi pemain paling terpukul dengan kegagalan itu.
Bambang Pamungkas (tengah) melakukan selebrasi bersama Firman Utina, Ahmad Bustomi, dan Irfan Bachdim usai pertandingan lawan Thailand.
"Di antara seluruh punggawa merah-putih, mungkin saya adalah pemain yang paling terpukul dengan kegagalan tersebut. Ini merupakan kegagalan saya untuk yang kesekian kalinya," kata BP dalam blognya.
"Pertandingan melawan Malaysia di final itu sendiri, adalah penampilan saya ke-86 untuk merah-putih dalam kurun waktu 11 tahun, 5 bulan, 3 minggu dan 5 hari (Tanpa ada satu pun gelar tim penting yang mampu saya raih)," lanjut BP.
BP juga menceritakan betapa mencekamnya beberapa saat setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya final leg 2 antara Indonesia melawan Malaysia. Kemenangan 2-1 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, 29 Desember 2010, tak cukup untuk meraih trofi AFF.
"Sejujurnya malam itu saya ingin menangis, akan tetapi hati kecil saya mengatakan “JANGAN”. Sebagai pemain senior, tentu saya bertanggung jawab untuk membesarkan hati seluruh punggawa tim ini. Saya harus tetap memelihara keyakinan seluruh pemain, jika masih ada hari esok. Saya harus tetap memberi semangat kepada mereka, jika kegagalan ini bukanlah akhir dari segalanya. Saat itu, saya berusaha sebisa mungkin untuk terlihat tegar, walaupun sejujurnya hati saya juga retak."
"Saya menepuk pundak Hamka (Hamzah), Maman (Abdurahman), Markus (Horison), (Muhamad) Nasuha, Zulkifli (Syukur), Christian (Gonzales), (Ahmad) Bustomi dan beberapa pemain yang lain sambil berkata, “Hey, kita sudah melakukan yang terbaik kawan, tidak ada yang perlu disesalkan’," lanjut BP.
"Saya juga sempat memeluk Irfan Bachdim yang tengah menangis dan berkata, 'It’s ok Irfan, maybe next time bro, maybe next time.' Saya juga menghampiri Arif Suyono yang nampak menangis tersedu-sedu di ujung bangku cadangan sembari berbisik, “Isin rek ketok no TV nangismu, hehehe” (Malu ah nangis kelihatan di TV, hehehe)..
Tidak lupa, BP juga membesarkan hati Firman Utina yang merasa sangat bersalah dengan kegagalannya menuntaskan tendangan 12 pas malam itu. “Terlepas dari kegagalan penalti tadi, loe udah nglakuin tugas yang luar biasa buat tim ini, Man. Siapapun bisa gagal penalti sob, gue juga sering. Loe pantes jadi pemain terbaik AFF kali ini Man, Selamat..!!”
Striker 30 tahun milik Persija Jakarta ini mengaku berkewajiban untuk membesarkan hati seluruh pemain yang sebagian besar masih berusia muda. Karena mereka masih mempunyai masa depan yang sangat panjang.
Di depan mereka, sudah menunggu sebuah tanggung jawab yang juga tidak kalah besar di event-event berikutnya. Di antaranya SEA Games, Pra Olimpiade maupun Penyisihan Piala Dunia yang akan dihelat dalam waktu dekat.
"Pertandingan melawan Malaysia di final itu sendiri, adalah penampilan saya ke-86 untuk merah-putih dalam kurun waktu 11 tahun, 5 bulan, 3 minggu dan 5 hari (Tanpa ada satu pun gelar tim penting yang mampu saya raih)," lanjut BP.
BP juga menceritakan betapa mencekamnya beberapa saat setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya final leg 2 antara Indonesia melawan Malaysia. Kemenangan 2-1 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, 29 Desember 2010, tak cukup untuk meraih trofi AFF.
"Sejujurnya malam itu saya ingin menangis, akan tetapi hati kecil saya mengatakan “JANGAN”. Sebagai pemain senior, tentu saya bertanggung jawab untuk membesarkan hati seluruh punggawa tim ini. Saya harus tetap memelihara keyakinan seluruh pemain, jika masih ada hari esok. Saya harus tetap memberi semangat kepada mereka, jika kegagalan ini bukanlah akhir dari segalanya. Saat itu, saya berusaha sebisa mungkin untuk terlihat tegar, walaupun sejujurnya hati saya juga retak."
"Saya menepuk pundak Hamka (Hamzah), Maman (Abdurahman), Markus (Horison), (Muhamad) Nasuha, Zulkifli (Syukur), Christian (Gonzales), (Ahmad) Bustomi dan beberapa pemain yang lain sambil berkata, “Hey, kita sudah melakukan yang terbaik kawan, tidak ada yang perlu disesalkan’," lanjut BP.
"Saya juga sempat memeluk Irfan Bachdim yang tengah menangis dan berkata, 'It’s ok Irfan, maybe next time bro, maybe next time.' Saya juga menghampiri Arif Suyono yang nampak menangis tersedu-sedu di ujung bangku cadangan sembari berbisik, “Isin rek ketok no TV nangismu, hehehe” (Malu ah nangis kelihatan di TV, hehehe)..
Tidak lupa, BP juga membesarkan hati Firman Utina yang merasa sangat bersalah dengan kegagalannya menuntaskan tendangan 12 pas malam itu. “Terlepas dari kegagalan penalti tadi, loe udah nglakuin tugas yang luar biasa buat tim ini, Man. Siapapun bisa gagal penalti sob, gue juga sering. Loe pantes jadi pemain terbaik AFF kali ini Man, Selamat..!!”
Striker 30 tahun milik Persija Jakarta ini mengaku berkewajiban untuk membesarkan hati seluruh pemain yang sebagian besar masih berusia muda. Karena mereka masih mempunyai masa depan yang sangat panjang.
Di depan mereka, sudah menunggu sebuah tanggung jawab yang juga tidak kalah besar di event-event berikutnya. Di antaranya SEA Games, Pra Olimpiade maupun Penyisihan Piala Dunia yang akan dihelat dalam waktu dekat.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar