Hari ini merupakan hari penting bagi Nurdin Halid, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Laga leg kedua final Piala AFF 2010 yang akan dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta malam nanti sangat mempengaruhi perjalanan karier Nurdin.Sedari awal, Nurdin berharap Tim Nasional (Timnas) Indonesia bisa menjuarai Piala AFF 2010. Maklum, sejauh ini tim Merah Putih selalu 'nyaris' juara. Tiga kali berada di posisi runner up, 2000, 2002, dan 2004 membuat Nurdin dan seluruh rakyat Indonesia berharap kali ini Indonesia bisa juara.
Timnas, di bawah kepemimpinan Nurdin, miski gelar. Boleh dibilang, tak ada prestasi yang bisa dibanggakan dari mantan manajer PSM Makassar itu. Ini membuat citra Nurdin anjlok, khususnya di depan mata pecinta sepak bola nasional. Tak sedikit yang mendesak agar Nurdin turun dari jabatannya.
Sebelum rontok di Stadion Bukit Jalil Malaysia dalam leg pertama beberapa waktu lalu, Indonesia tampil perkasa. Tim besutan Alfred Riedl tak terkalahkan. Firman Utina dan kawan-kawan tampil perkasa. Namun, apa yang terjadi di Bukti Jalil sungguh mengecewakan. Indonesia kalah telak 0-3. Indonesia kemudian dijuluki jago kandang, karena semua kemenangan diraih di Jakarta.
Memang, ada sedikit gangguan di Bukit Jalil. Penonton Malaysia mengganggu konsentrasi pemain Indonesia dengan sinar laser. Akan tetapi, seperti halnya Riedl, kita sepakat kekalahan bukan gara-gara itu. Kekalahan lebih terletak kepada mental pemain.
Kekalahan di Bukti Jalil membuat langkah Indonesia ke puncak pretasi menjadi berat. Kita harus realisitis, mengalahkan Malaysia 4-0 di Jakarta bukan perkara mudah. Harimau Malaya dalam kondisi prima dan percaya diri yang amat sangat. Pelatih K Rajagobal, setelah kekalahan 1-5 di babak penyisihan grup, membangun timnya dengan cepat. Lini per lini begitu solid.
Posisi Nurdin terancam. Kalah berarti petaka. Rakyat Indonesia kian tak percaya dan meminta Nurdin turun. Tak ada jaminan, suporter akan berteriak: Nurdin turun...Nurdin turun...
Ingat, malam ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat teras lainnya akan hadir di stadion. Bisa dibayangkan betapa malunya Nurdin jika Indonesia kalah.
Nurdin memimpin PSSI sejak 2004. Dia pernah masuk penjara lantaran kasus korupsi. Selama menjabat, timnas tak lagi disegani di kawasan Asia Tenggara pun ASEAN.
Di samping itu, Nurdin juga harus berhadapan dengan Liga Primer Indonesia (LPI) yang dimotori oleh Arifin Panigoro. Sejumlah klub bergabung ke LPI. Bahkan, tiga tim DISL (Djarum Indonesia Super League) 2010/2011 yakni PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro menyatakan akan bergabung ke LPI. Ketiga klub ini mengaku tak suka dengan kinerja PSSI yang dinilai merugikan tim.
Nurdin berharap besar Indonesia juara Piala AFF 2010. Itulah kenapa, dia mematok juara kepada Riedl dan pasukannya. Juara adalah harga mati. Dengan juara, posisi Nurdin sebagai orang No 1 PSSI bisa selamat. Dia akan menjadikan ini sebagai 'kendaraan' untuk melanggengkan kekuasaan.
Rakyat Indonesia tak hanya muak, tapi juga sudah capek. Nurdin dan kawan-kawan dinilai gagal. Gagal total.
Haruskan Nurdin diganti?
0 komentar:
Posting Komentar